Jieeehehehehehe...
Udah lama ngk update inih blog yaaahh..
Sekalinya update.... ampyuunnnn isinya bowwww... ngalahin ABGeh yang lagi jatuh cintahhh...
Bukan sok muda ... plisss walauu akyuuuh merasa masih muda... *bheeeeehhh *
Tapi kadang klau sedang kumaaat inih tangan pengen nulis yang aneh-aneh... ngk bisa ditahan...
Kadang saking derasnya isi kepala ingin keluar sampai ngk bisa tidur...
Dari pada... dari pada ini imsonia kumaaat dan bikin repottt.. gawaaatt... mending ditulis ajah..
Terserah mau dibilang apa... sok puitis... sok romantisss... sok artisss *gubrakk*
Apa yang akyuu tulis adalah apa yang akyyu pikir dan apa yang akyuuu rasa.... selama itu tidak merugikan, akyuu dan orang lain...
Sooo... this day is... all about rindyuuuh dan lembayuungg....
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dan biarkan saja senja itu lembayung.... karena merah milik pagi
Dan biarkan saja lembayung itu mewarnai rindu... karena dia menggilaiku
Senin, 31 Oktober 2011
Membunuh Senja
Mendendam aku. Marah. Kesumat.
Kau tak berani datang menerjang siang. Tak mau menghapus malam.
Kau selalu biarkan aku menunggu senja datang.
Kau tidak bisa datang lebih cepat.
Tak sanggup berdiam lama.
Ingin ku ganti lembayung dengan merah darahmu.
Biar tak akan ada senja.
Biar aku tak akan merindu mu lagi.
Biar lembayung tak lagi menjadi warna.
Dan senja tak lagi menjadi rindu.
----------------------------------------------
Dan aku masih disini..... merindui senja.
Kau tak berani datang menerjang siang. Tak mau menghapus malam.
Kau selalu biarkan aku menunggu senja datang.
Kau tidak bisa datang lebih cepat.
Tak sanggup berdiam lama.
Ingin ku ganti lembayung dengan merah darahmu.
Biar tak akan ada senja.
Biar aku tak akan merindu mu lagi.
Biar lembayung tak lagi menjadi warna.
Dan senja tak lagi menjadi rindu.
----------------------------------------------
Dan aku masih disini..... merindui senja.
Lembayung Senja dan Rindu yang Membunuh
Begitu aku mengilai senja yang melembayung
Rindu aku yang tak ingin ku akhiri. Walau begitu meradang
Tetap berharap aku bisa memeluk senja.
Walau kutahu tak mungkin senja datang menjelang.
Tetap membiarkan meradang rindu ini. Membunuhku
Dengan apa rindu ini ku labuhkan
Kutahu aku tidak bisa memiliki senja. Tapi tak kan ku bunuh rindu yang meradang.
Rindu aku yang tak ingin ku akhiri. Walau begitu meradang
Tetap berharap aku bisa memeluk senja.
Walau kutahu tak mungkin senja datang menjelang.
Tetap membiarkan meradang rindu ini. Membunuhku
Dengan apa rindu ini ku labuhkan
Kutahu aku tidak bisa memiliki senja. Tapi tak kan ku bunuh rindu yang meradang.
Betapa aku merindu mu.
Rindu adalah soal rasa. Mencintai adalah anugerah. Bila aku kini merindu mu. Akan kubiarkan dia mengamuk diantara detak jantungku. Karena rasa ini, rindu yang terperih adalah rasa yang ada bila karena cintaku.
Tak perduli apakah kau mencintai aku atau tidak. Selama aku masih sanggup berdiri merasa rindu yang perih ini, adalah anugrah.
Dan aku akan bisa berdiri hingga 1000 tahun lagi. Bahkan ketika cinta itu punah. Rindu ini akan tetap berbekas dalam di sini. Berjejak yang menjejak.
Tak perduli apakah kau mencintai aku atau tidak. Selama aku masih sanggup berdiri merasa rindu yang perih ini, adalah anugrah.
Dan aku akan bisa berdiri hingga 1000 tahun lagi. Bahkan ketika cinta itu punah. Rindu ini akan tetap berbekas dalam di sini. Berjejak yang menjejak.
Rindu yang Membunuh
Bergejolak. Membakar. Mendesak. Memucah. Merobek. Meracuni. Membunuh. Melumpuhkan. Menghancurkan.
Kubiarkan tuk merasakan tiap detik panasnya, geloranya, perihnya, sakit, pilunya, matinya.
Biar kau puas melampiaskan. Tapi aku tetap di sini membiarkan kau datang lagi. Dan ya, aku menikmati tiap detik denyutnya di sini. Di hati ku.
Kubiarkan tuk merasakan tiap detik panasnya, geloranya, perihnya, sakit, pilunya, matinya.
Biar kau puas melampiaskan. Tapi aku tetap di sini membiarkan kau datang lagi. Dan ya, aku menikmati tiap detik denyutnya di sini. Di hati ku.
Langganan:
Postingan (Atom)