Hujan di akhir bulan Desember.
Gemuruh halilintar membelah dingin
Terpaan angin menghantar
Sang hujan begitu lembut membelai
Menyentuh tubuh dengan sangat halus
Mengecup bibir dengan syahdu.
Dia adalah penari terelok
Pandai meliukan tubuhnya antara angin
Begitu menggoda.
Sang hujan kan memeluk dengan erat
Membasahai raga dengan gairah
Dan membakar hati dengan dinginnya
Dan aku pun jatuh cinta.
Begitu merindukannya. Sangat.
Akan segera terhanyut dalam pelukan.
Kau tahu rasanya di peluk sang hujan?
Hangat, bila disertai derai tawa
Pilu bila ditemani airmata.
Indah bila pelangi menghias
Dingin…
Tapi dimana kau sang hujan…
Bila aku merindukanmu.
Kau selalu saja berlari mengadarai angin bila sang mentari ada.
Aku di sini berdiri menanti.
Kau berjanji akan datang bila aku menari untuk mu
Rindu sekali aku ingin memeluk hujan
Tapi aku lupa kini bagaimana rasanya
Aku hampir lupa rupa mu atau kau memang tak berupa?
Peluk aku sekali lagi.
Biar aku rasakannya untuk terakhir kali
Dan segera tinggal kan aku sendiri.
Biar aku tidak merindumu lagi.
Kau tau rasanya di peluk sang hujan?
Hangat, bila disertai derai tawa
Pilu bila ditemani airmata.
Indah bila pelangi menghias
Dingin…
*pada saat hujan di akhir Desember 2000*
Dingin, bila engkau tidak memeluk ku saat ini.
Dan sang hujan pasti cemburu pada mu …
*pada saat hujan di awal Maret 2002, terima kasih sudah memelukku saat hujan*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar