Lima tahun yang lalu, 15 April 2002, jam 15:03.
Setelah dua malam menahan kram perut yang Masya Allah nikmat banget, akhirnya.
Penantiaan Mama selama 9 bulan, pupus sudah. Lahir dengan selamat dengan berat 3.1, panjang 50cm, seorang bayi laki-laki.
Dengan keadaan kami, yang masih belum mapan, tangisan itu adalah harapan.
Bayi laki-laki. Seperti impian ayah.
Walau sesuai dengan prediksi dokter, klo si jabang bayi laki-laki, tapi ayah dan mama belum punya nama untuk anak laki-laki.
Kami, walau sudah tau kamu laki-laki, tetep menyiapkan 2 nama. Untuk laki-laki dan perempuan. Nama untuk perempuan, sudah siap Dieva Alya Nabilah (nama ini digunakan 2 tahun kemudian). Tapi belum untuk nama laki-lakinya, bahkan sampai kamu lahirpun belum siap
Sehari setelah lahir, kami mulai sibuk cari nama. Saya kekeuh tetap dengan Faris yang artinya cerdas, macan atau kuda (bener tidak ya artinya). Ini diambil dari buku nama-nama islami.
Kenapa Faris, karena saat malam merasa hamil, bermimpi didatangi macan besar sekali. Di dalam mimipi itu macan mengaum keras, semua orang takut, kecuali mama. Begitu besar aura ‘macan’ terasa. Semakin kecang aumannya semakin dekat terasa. Akhirnya macan loncat ke atas atap. Tapi bukan macan yang terllihat, tapi anak laki-laki. Tinggi dan kurus. Tersenyum.
Oke akhirnya ayah mengalah, Faris dipilih untuk nama depan. Terus apa, masa’ hanya satu nama. Akhirnya Ayah pilih Lathief, sebagai penyeimbang ‘garangnya’ arti nama Faris.
Mama setuju, jadi Faris Lathief. Kok kedengarannya aneh ya. Putus asa, kami break dulu. Ayah pulang kerumah. Karena jam besuk di RS Islam ketat.
Laki-laki tidak boleh masuk sembarangan ke Ruang perawatan. Walau itu ayah, teteup. Kan yang dirawat bukan sendiri. Maklum tidak bisa sewa kamar VIP.
Sorenya ayah datang jenguk lagi, kali ini dengan ide nama Asnafi. Dapat dari Ayah mertua (kung). Artinya termasuk golongan yang terbaik.
Ehmmmm… Faris Asnafi Lathief.
Boleh juga….
Nama itu yang akhirnya yang menjadi ‘label’ buat Mas.
15 April, lima tahun yang lalu. Tidak terasa ya Mas. Serasa baru kemarin kamu ada dalam gendongan mama.
Sekarang sudah besar. Sudah susah digendong-gendong. Walau sudah ‘besar’ bagi mama kamu masih tetap si jabang bayi itu.
Mengaumlah yang keras. Belari lah seperti kuda, kejarlah semua cita-citanya.
Selamat ulang tahun. Segala doa mama panjatkan agar senantiasa menjadi golongan orang yang terbaik. Amienn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar